HOMOSEKSUALITAS DALAM BUDDHISME
HOMOSEKSUALITAS DALAM BUDDHISME
Di zaman modern ini tidak asing
dengan kata Homoseksualitas. Homoseksual mengacu pada daya tarik
antara orang yang berjenis kelamin sama, yaitu bisa antara pria dengan pria dan
bisa juga antara wanita dengan wanita. Orang yang menyukai sesama pria disebut gay dan orang yang menyukai sesama
wanita disebut lesbian. Sebenarnya kata
Homoseksual itu sendiri mengacu pada
hubungan seksual antara orang yang berjenis kelamin sama.
Homoseksualitas bukanlah penyimpangan seksual. Masyarakat umum di Indonesia
masih berpikir Homoseksual adalah
suatu kelainan atau penyimpangan seksual yang tidak alami. Di Indonesia juga
masih menganggap jijik, aneh, dan tidak wajar terhadap orang yang Homoseksual. Sebenar Homoseksual tidak bisa dikatakan sebagai
penyimpangan seksual, karena orientasi seksual antara orang yang satu dengan
orang yang lain berbeda-beda karena dipengarui oleh banyak faktor terutama
lingkungan. Contohnya ketertarikan seksual seseorang terbentuk sejak kecil,
karena pengalamanya waktu kecil membuat orang tersebut menjadi Homoseksual.
Dalam agama Buddha tidak
memandang Homoseksualitas seperti
agama lain. Dalam agama lain menggap bahwa Homoseksualitas
tidak seharusnya ada. Agama Buddha memadang Homoseksualitas
dengan banyak pertimbangan dan tidak langsung mengatakan hal tersebut baik atau
buruk. Agama Buddha memandang sesuatu dengan bijaksana bukan memandang segala
sesuatu berdasarkan hal yang tahayul dalam masyarakat. Jadi sebagai umat Buddha
dalam melihat Homoseksualitas perlu
dipertimbangkan jangan langsung mengambil keputusan apakah Homoseksualitas baik atau buruk.
Referensi :
Willy Yandi,
Wijaya. 2007. Seksualitas dalam Buddhisme. Yogyakarta: Widyasena
Production.