TRANSFER OF MERIT


Latar belakang
Indonesia adalah negara yang terdiri dari bermacam-macam agama. Dari bermacam-macam agama tersebut mempunyai tradisi yang berbeda-beda dalam melakukan penghormatan kepada orang yang telah meninggal. Begitu pula di dalam agama Buddha, bagaimanakah bentuk penghormatan kepada keluarga yang telah meninggal? Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis akan membahas Pattidana.
Pembahasan
Ø  Pattidana adalah mempersembahkan jasa kebajikan kepada para anggota keluarga yang telah meninggal. Jasa (puna) dalam Agama Buddha bemakna sebagai perbuatan baik atau berguna, perbuatan yang tidak merugikan, yang dilakukan dengan hati suci, dan niat baik. Pattidana pertama kali dilakukan oleh Bhikkhu Monggallana yang mengadakan pelimpahan jasa kepada Ibunya pada masa Buddha Gotama. cerita ini terdapat dalam Ulambanapatra Sutra yang ditemukan pada kanon Cina. Cerita ini tidak ditemukan pada kanon pali dan Tibet. (Krisnanda Wijaya-mukti)
Ø  Cara melakukan pelimpahan jasa
·         Mengundang Bhikkhu Sangha dengan memberikan persembahan dana makanan, tempat tinggal, jubah dan obat-obatan.
·         Berdana kepada orang-orang yang membutuhkan seperti Fakir miskin, pengemis, panti asuhan, fangsen dlll..
·         Membaca Paritta dan Sutra.
·         Mengikuti pelatihan spiritual misalnya Retret, PPD, Binavidya, pabbajja, Vipassana dlll.
Ø  Syarat pelimpahan jasa secara sempurna

Pelimpahan jasa secara Buddhis dapat diterima oleh para mahkluk yang kita kirimi jasa. Hanya saja, syaratnya mahkluk itu harus terlahir dialam paradatupajivika. Kalau dia tidak terlahir dialam itu, serta terlahir disalah satu dari 26 alam surga atau terlahir di alam neraka maka mahkluk itu tidak bisa menerima pelimpahan jasa kita.
Ø  Manfaat Bagi yang meninggal
Dapat membebaskan mereka yang terlahir di alam petta agar terlahir ke alam bahagia.
Ø  Manfaat bagi yang hidup

·         Menanam jasa kebajikan atau bertambahnya karma baik.
·         Menimbulkan kebahagiaan, dan rasa damai.

Kesimpulan
Pattidana merupakan tindakan kebajikan yang kita lakukan untuk memberikan inspirasi kepada makhluk lain yang berada dialam yang menderita, agar mereka ikut merasa bahagia (mudita citta) atas kebajikan yang dilakukan keluarga yang masih berada di dunia (hidup). Melakukan perbuatan bajik dengan berdana kepada sangha, vihara, dll. Manfaat kebajikan bagi seseorang yang melakukan maupun bagi penerima jasa, pembuat kebajikan akan memiliki ladang kebajikan yang subur atas kebajikan yang dilakukan dan penerima jasa kebajikan akan memperoleh kebahagiaan (mudita citta) karena dapat terlepas dari penderitaan pada saat menerima jasa kebajikan.

Referensi:
Lay, U Ko. 2000. Panduan Agama Buddha. Klaten: Vihara Bodhivamsa.
Bhikkhu Nanamilo. 2006. Khuddakapatha. Klaten: Vihara Bodhivamsa.



Postingan populer dari blog ini

KLONING MENURUT PANDANGAN AGAMA BUDDHA

TEORI KAUSALITAS BUDDHIS

PERAN UTU NIYAMA DALAM TERJADINYA BENCANA ALAM