DHAMMADᾹYᾹDA SUTTA (Pewaris Dhamma)


MAJJHIMA NIKYA
DHAMMADYDA SUTTA (Pewaris Dhamma)
v  Latar Belakang
            Sang Buddha menyampaikan sutta ini saat beliau berdiam di Savatthi di hutan Jeta taman Anathapindika, karena saat itu banyak para Bhikkhu terlalu gembira terhadap berbagai perolehan dan penghormatan yang tercurah pada Sangha, sehingga mereka mengabaikan spiritual mereka. Sang Buddha menjelaskan bahwa para Bhikkhu jadilah pewaris di dalam Dhamma, bukan pewaris di dalam hal-hal materi agar mereka tidak tercela. Sutta ini terdiri dari 2 khotbah yaitu yang disampaikan oleh Sang Buddha sendiri dan oleh Bhante Sāriputta.
v  Khotbah dari Sang Buddha
Bahwa para Bhikkhu jadilah pewaris dalam Dhamma bukan pada hal-hal materi, misalnya empat kebutuhan pokok para Bhikkhu (tempat tinggal, makanan, jubah, jarum dan obat-obatan) karena jika masih melekat pada hal-hal materi akan menjadi penghambat untuk menjadi pewaris dhamma dan mencapai Nibbhana. Sang Buddha mendesak para Bhikkhu untuk mewarisi Bodhipakkhiya Dhamma yaitu 37 Dhamma Pelindung (Panjika, 2004) :
*      Satipatthana 4 : empat perhatian murni (kāyānupassanā, vedanānupassanā, cittanupassanā, dhammanupassanā).
*      Sammappadhana 4 : empat macam kesempurnaan (saddha-sampadā, sila-sampadā, cāgā-sampadā, paññā-sampadā).
*      Iddhipāda 4 : empat jalan kesuksesan (chanda, viriya, citta, vimamsā).
*      Bala 5 : lima macam kekuatan dhamma (saddhabala, viriyabala, satibala, samādhibala, paññābala)
*      Indriya 5 : lima macam indera (mata, telinga, hidung, lidah, jasmani).
*      Bojjhanga 7 : tujuh faktor penerangan sejati (sati, dhammavicaya, viriya, piti, passaddhi, samādhi, upekkha).
*      Magga 8 : jalan mulia berunsur delapan.

v  Khotbah Bhante Sāriputta
Bhante Sāriputta menasehati para Bhikkhu untuk menjalani kehidupan menyendiri yaitu dengan berlatih dalam kesendirian, meninggalkan sifat-sifat jahat yang mendorong seorang Bhikkhu untuk menjadi ahli waris benda-benda materi, tidak bermewah-mewahan selalu waspada, meninggalkan keserakahan, niat buruk, dan kegelapan batin. Untuk dapat menghindari keserakahan, kebencian, kejahatan yang memberikan pengetahuan pada pencerahan pada Nibbāna adalah dengan memperaktekan Jalan Mulia Berunsur Delapan yang membawa pada kedamaian.

v  Pesan Moral
Keyakinan dan menghargai Dhamma dengan mempraktekan secara benar sesuai dengan teladan sang Buddha adalah salah satu untuk dapat mempertahankan ajaran Buddha Dhamma tetap lestari, dan para Bhikkhu sebagai penerus dari cara hidup Sang Buddha patut dicontoh dan umat awam menyokong mereka agar Buddha Dhamma tetap ada, dan sebagai umat awam juga memperaktekan dasar dari sila yang dapat membawa kebahagian dan berusaha untuk selalu berbuat bajik hingga tercapai akhir samsara yaitu mencapai Nibbāna.


Referensi :
ü  Anggawati, lanny, dkk.2000.Panduan Tipitaka.Kelaten: Vihara Bodhivamsa.
ü  …...2004.Majjhima Nikāya I.Kelaten: Vihara Bodhivamsa, Wisma dhammaguna.
ü  Panjika.2004.Kamus Umum Buddha Dharma.Jakarta: Tri Sattva Buddhist Center.

Postingan populer dari blog ini

KLONING MENURUT PANDANGAN AGAMA BUDDHA

TEORI KAUSALITAS BUDDHIS

PERAN UTU NIYAMA DALAM TERJADINYA BENCANA ALAM