CAKKAVATTI SIHANADA SUTTA
CAKKAVATTI SIHANADA SUTTA
LATAR BELAKANG
Sutta ini di babarkan oleh Sang Buddha kepada para
Bhikkhu ketika berdiam di Matula kerajaan Magadha. Sang Buddha berkata kepada
para bhikkhu “jadikanlah dirimu sebagai pelita, berlindunglah pada dirimu
sendiri, dan jangan berlindung pada yang lain, hiduplah dalam Dhamma sebagai
pelitamu, Dhamma sebagai pelindungmu dan jangan berlindung pada yang lain”.
ISI
Sutta ini menjelaskan tentang:
- Kewajiban seorang Raja
v Seorang penguasa yang baik harus bersikap tidak memihak dan tidak
berat sebelah terhadap rakyatnya.
v Seorang penguasa yang baik harus bebas dari segala bentuk kebencian
terhadap rakyatnya.
v Seorang penguasa yang baik harus tidak memperlihatkan ketakutan
apapun dalam penyelenggaraan hukum jika itu dapat dibenarkan.
v Seorang penguasa yang baik
harus memiliki pengertian yang jernih akan hukum yang diselenggarakan. Hukum
harus diselenggarakan tidak hanya karena penguasa mempunyai wewenang untuk
menyelenggarakan hukum, dan dikerjakan dalam suatu sikap yang masuk akal dan
dengan pikiran sehat.
- Sebab-sebab kemerosotan moral:
Pada mulanya usia rata-rata manusia 80.000 tahun tetapi
batas usia anak-anak mereka hanya 40.000 tahun, ini disebabkan tidak adanya kesejahteraan
yang diberikan oleh raja kepada rakyatnya sehingga muncullah kemiskinan,
pencurian, kekerasan, pembunuhan, berdusta, memfitnah, berzina, kata-kata
kasar, iri hati, dan keserakahan hingga tidak berbakti kepada orang tua. Hingga
usia rata-rata manusia menjadi 10 tahun disini tidak ada batasan untuk
kawin dengan ibu atau saudara sekandung,
terjadi pembunuhan diantara mereka.
Disaat banyak yang melakukan hal tersebut ada
orang-orang tertentu yang berpikir: “sebaiknya kita jangan membunuh atau kita
tidak membiarkan orang lain membunuh kita. Marilah kita menyembunyikan diri ke dalam
belukar, ke dalam hutan, kecekungan di tepi sungai, ke dalam gua gunung dan kita hidup dengan akar-akaran atau
buah-buahan di hutan”.
- Upaya untuk meningkatkan kemajuan batin disertai keterangan usia yang semakin meningkat
Dengan melakukan hal yang tidak bermoral dan selalu
melakukan perbuatan bajik, berbakti kepada orang tua, menghormat para samana
dan pertapa, serta patuh kepada pemimpin masyarakat yang memiliki kebijaksanaan
dan moral yang baik. Karena mereka melaksanakan kebajikan-kebajikan itu, maka
batas usia kehidupan dan kecantikan manusia bertambah, hingga usia kehidupan
mereka 80.000 tahun.
- Pahala pelaksanaan Dhamma
Ø Panjang usia_dengan mengembangkan empat dasar kemampuan batin
(iddhipada), yaitu chanda, viriya, citta, vimamsa tentang pelaksanaan, usaha
dan meditasi. Dengan dikembangkannya empat iddhipada ini, maka ia dapat hidup
selama satu kappa.
Ø Kecantikan_dengan melaksanakan sila dan mengendalikan dirinya sesuai
dengan Dhamma.
Ø Kebahagiaan_dengan menjauhkan diri dari pemuasan nafsu, bebas dari
pikiran-pikiran jahat, dan melakukan meditasi secara terpusat.
Ø Kekayaan_dengan mengembangkan catur aryasaccani
Ø Kekuatan_dengan melenyapkan kekotoran batin (asava) sehingga pada
kehidupan sekarang ini ia sendiri mencapai dan tetap berada dalam keadaan batin
yang suci.
KESIMPULAN
Bahwa untuk hidup yang harmonis kita harus melaksanakan Dhamma,
karena Dhamma sebagai penunjuk jalan untuk meninggalkan cara-cara hidup yang
salah, demi kesejahteraan dan kebahagiaan
pada kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Untuk itu jadikanlah dirimu sebagai pelita, berlindunglah pada
dirimu sendiri, dan jangan berlindung pada yang lain, hiduplah dalam Dhamma
sebagai pelitamu, Dhamma sebagai pelindungmu dan jangan berlindung pada yang
lain.
PESAN MORAL
Bahwa seseorang harus selalu memperbaiki dirinya sendiri
dan secara hati-hati mengontrol tingkah lakunya baik melalui perbuatan, ucapan,
dan pikiran. Agar tercipta kehidupan yang harmonis.