Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

KONTRIBUSI WARGA NEGARA SEBAGAI PEWARIS KEBUDAYAAN CANDI BOROBUDUR

Melalui  uraian di atas dapat diketahui bagaimanakah susah payahnya perjuangan untuk mendirikan Candi Borobudur yang megah tersebut. Adapun dapat diketahui bahwa peninggalan candi tersebut merupakan salah satu keajaiban dunia, maka sudah sepantasnya kita sebagai pewaris budaya dari nenek moyang yang harus menjaga kelestarian kebudayaan tersebut sekaligus mempertahakan nilai religius yang ada. Jika dilihat belakangan ini keberadaan Candi-candi di Indonesia telah banyak mengalami  pergeseran bahkan dapat dikatakan telah mengalami penurunan dalam nilai-nilai religius. Sebagai contoh bahwa sekarang banyak wisatawan yang datang dengan motifasi yang tidak jelas, datang ketempat yang sakral dengan pakaian yang kurang pantas, dan juga banyak muda-mudi yang datang dengan etika yang kurang pas. Tindakan demikian ini merupakan bentuk penurunnan kemajuan sebuah bangsa karena sering kita dengar bahwa sebuah bangsa yang maju maka bangsa tersebut sangat menghargai dan menghormati kebudayaannya atau

Aṭṭhasīla Sebagai Pembentuk Kepemimpinan yang Baik

Aṭṭhasīla Sebagai Pembentuk Kepemimpinan y ang Baik by: Triyono BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Menjadi pemimpin dalam suatu kelompok kadang hanya untuk kepentingan pribadi mereka bukan sepenuhnya untuk melayani kelompok atau masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sekarang yaitu pemimpin yang melakukan koprupsi. Tidakan korupsi tersebut merupakan tindakan yang menguntungkan diri sendiri. Selain itu dalam kehidupan sekarang banyak pemimpin yang mencari kehormatan atau supaya dihormati dalam masyarakat kerena menjadi seorang pemimpin. Dalam mencari jalan keluar untuk mengatasi pemin

SADRANAN MENURUT AGAMA BUDDHA

Dalam tradisi jawa megenal istilah sadranan . Sadranan merupakan warisan turun temurun dan masyarakat jawa mempercayai tradisi tersebut didak beleh dilupakan. Dalam tradisi tersebut biasanya dilakssanakan pada sasi Ruwah . Dalam melaksanakan tradisi ini masyarakat melakukan bersih makam leluhurnya. Semua itu dilakukan untuk menghormati dan mendoakan leluhurnya, agar mereka dapat terlahir dialam yang berbahagia. Sadranan menurut agama Buddha merupakan kegiatan yang mirip dengan patidana . Tapi antara sadranan dan patidana memiliki perbedaan dalam cara pelaksanaannya. Kalua dalam patidana cara melaksanakannya dengan melakukan perbuatan abaik lalu dilimpahkan kepada leluhurnya, sedangkan sadranan deilakukan cukup sulit yaitu dengan menggunakan sesajian-sesajian dan bersih makam leluhurnya. Sadranan dalan tradisi jawa kebanyakan menggunakan ingkung (istilah jawa). Dalam agama buddha menolak andanya pembunuhan dalam melaksanakannya. Jadi untuk menggunakan ingkung dalam agama b

EMPAT KEBENARAN MULIA

EMPAT KEBENARAN MULIA By: Triyono Dalam agama Buddha terdapat ajaran-ajaran yang seharusnya dilakukan. Salah satu ajaran dari Buddha yaitu empat kebenaran mulia (cattari ariya saccani). Empat kebenaran mulia pertama kali diajaran kepada lima orang pertapa yaitu pada waktu khotbah pertama sang Buddha. Empat kebenaran mulia terdiri dari kesunyataan tentang Dukkha (Dukkha ariyasacca), kesunyataan tentang asal mula Dukkha (Dukkhasamudaya ariyasacca Dukkha), kesunyataan tentang lenyapnya Dukkha (Dukkhanirodha ariyasacca Dukkha), dan kesunyataan tentang jalan menuju lenyapnya Dukkha (Dukkhani-rodhagamini-patipada). Dukkha diartikan sebagai penderitaan. Setiap orang pasti mengalami penderitaan baik disadari maupun tidak disadari, contohnya dalam kehidupannya mengalami kecewa itu merupan salah satu penderitaan. Kesunyataan tentang asal mula Dukkha, asal mula Dukkha yaitu tanha atau keinginan. Jika seseorang masih memiliki tanha maka ia akan terlus merasakan penderita. Kesunya

BRAHMA VIHARA

BRAHMA VIHARA Oleh: Triyono Agama Buddha adalah salah satu agama yang ada di dunia. Agama Buddha mempunyai banyak ajaran salah satunya adalah Brahma Vihara yang artinya kediaman luhur. Brahma vihara terdiri dari empat kediaman luhur yaitu Mett ā, Karuna, Mudita, dan Upekkha. Keempat Brahma Vihara tersebut merupakan perbuatan yang perlu dikembangkan supaya dalam kehidupan ini dapat hidup berbahagia. Mett ā artinya cinta kasih universal atau cinta kasih kepada semua makhluk. Cinta kasih universal dalam Mett ā tidak memandang ras, suku bangsa, agama, jenis kelamin, usia dan tempat tinggal. Cinta kasih ini bertujuan agar semua makhluk berbahagia. Karuna artinya kasih sayang kepada semua makhluk. yang dimaksudkan dalam karuna adalah rasa kasihan apabila ada makhluk lain yang sedang mengalami penderitaan atau keinginan untuk meringankan penderitaanya. Dalam karuna sifat yang paling menonjol adalah ingin menghilangkan penderitaan orang lain, contohnya apabila ada orang kelap

AGAMA KONFUSIANISME DAN TAO

AGAMA KONFUSIANISME DAN TAO A.       Latar Belakang Di Indonesia terdapat bermacam-macam agama baik yang sudah disahkan maupun yang belum disahkan. Terdapat enam agama yang sudah disahkan dan masih banyak kepercayaan yang belum disahkan. Konghuchu dan Tao merupakan salah satu agama yang sudah disahkan, akan tetapi masih banyak kepercayaan yang belum disahkan. Agama Konghuchu dan Tao merupakan kepercayaan yang biasanya dianut oleh orang Cina dan sebagian masyarakat Cina tetap berpegang erat pada ajaran yang berasal dari nenek moyang sebagai agama. Setiap agama memiliki ajaran yang berbeda-beda, termasuk agama Konghuchu dan Tao. Untuk mengetahui perbedaan tentang ajaran agama Konghuchu dan Tao, maka penulis akan membahas tentang Agama Konghuchu dan Tao.  B.        Pembahasan 1.     Konfusianisme (Konghuchu) Ø Sejarah Munculnya agama Konfusianisme Konfusius lahir tahun 551 SM di kabupaten Lu yang sekarang berada di propinsi Santung . Pada usia 3 tahun ayahnya meninggal s

Mahadukkhakandha Sutta

Mahadukkhakandha Sutta (Khotb a h besar Mengenai Penderitaan) Latar belakang Sutta ini dibabarkan oleh Sang Buddha ketika beliau berdiam di Savathi, di hutan Jeta milik Anathapindika. Sang Buddha menjelaskan kepada para Bhikkhu tentang pemahaman kesenangan nafsu indera, bentuk materi, dan perasaan. Dan pemuasan, bahayanya, dan jalan keluar dari kesenangan tersebut. Isi Sutta ini menjelaskan tentang: Kesenangan Indera Ada lima kesenangan indera yang dimaksudkan disini yaitu bentuk yang dikondisikan(kognisi) lewat mata yang diharapkan, diinginkan, disukai dan menyenangkan, yang berhubungan dengan nafsu indera, dan menimbulkan keserakahan yang meliputi suara, sentuhan, citarasa. Lima kesenangan indera inilah yang merupakan pemuasan kesenangan indera. Bahaya dalam kesenangan indera. Disini adalah para Bhikkhu, karena keterampilan yang digunakan seseorang untuk mencari nafkah dengan berdagang, membunuh atau yang lainnya, dia akan mengambil resiko kematian karena kelap

NIBBANA DALAM AGAMA BUDDHA

Setiap orang dapat mempelajari Dhamma dengan bebas, memikirkannya  dengan tenang dan bijaksana dan dia boleh menerima bagian-bagian yang sesuai dengan pendapatnya dan menolak bagian-bagian yang tidak dipahaminya. Buddha Dhamma tidak memaksa orang untuk percaya membuta, oleh karena suatu kepercayaan yang membuta selalu menjadi penghalang bagi kemajuan batin. Kitab suci Tipitaka merupakan kitab suci Agama Buddha tetapi Sang Buddha tidak pernah menuntut para siswanya untuk percaya begitu saja dengan kitab suci sebelum mereka membuktikan sendiri manfaat yang diperoleh dengan mempelajari ajaran Sang Buddha. Dalam agama Buddha ada pembahasan yang menarik yaitu tentang Nibbana . Nibbana adalah padamnya keinginan, ikatan-ikatan, nafsu-nafsu dan kekotoran-kekotoran batin. Dengan demikian Nibbana adalah kesunyataan abadi, tidak dilahirkan, tidak musnah, ada dan tidak berubah. Nibbana disebut Asankhata dhamma yaitu keadaan tanpa syarat dan tidak terkondisi. Nibbana adalah hasil dari pada