SOCIAL AND LANGUAGE OF BUDDHISM



A.      Pendahuluan
Manusia dikatakan sebagai makhluk dwi tunggal yaitu makhluk individu dan makhluk sosial. Walaupun manusia merupakan individu tetapi tidak dapat lepas dari sosial yaitu adanya hubungan dan keterkaitan dengan yang lain. Hal ini terlihat dalam kehidupan masyarakat bahwa manusia tidak akan dapat hidup seorang diri di dunia. Oleh karena itu, manusia memerlukan lingkungan sosial untuk mendapat kelangsungan hidupnya.
Dalam kehidupan sosial tersebut juga tidak terlepas dari masalah-masalah sosial yang muncul, diantara, masalah ekonomi, ketidakadilan, dan kekerasan terhadap lingkungan. Hal yang diperlukan adalah tindakan atau metode untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu, pada paper ini akan membahas tentang bagaimana keterlibatan sosial dalam Buddhisme.

B.      Pembahasan
a.       Konsep sosial dalam Buddhisme
Dalam agama Buddha hukum-hukum moral tidak dibuat atau ditentukan oleh pribadi tertentu, melainkan merupakan bagian tak terpisahkan dari hukum-hukum universal maupun alam yang dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Sang Buddha menaruh perhatian mendalam terhadap kesejahteraan manusia dan telah mengajarkan pedoman-pedoman untuk mencapai kebahagiaan dalam kehidupan masyarakat.

b.       Keterkaitan Sosial Dalam Buddhisme
Ajaran agama Buddha mengenai hak dan kewajiban di dalam hubungan sosial antar anggota keluarga dan antar anggota masyarakat bersumber pada Sigalovada Sutta.
-          Hubungan Antara Suami-Istri
Hubungan perkawinan dan kehidupan keluarga sebagai satuan dasar dari masyarakat. Buddha menganjurkan kepada para istri agar melaksanakan kewajibannya sebagai istri yaitu menjadi istri dan ibu yang baik. Mengenai suami secara umum Sang Buddha mengatakan bahwa kewajiban suami adalah menyokong orang tua, istri dan anak, bekerja untuk kebaikan keluarga.
-          Hubungan Antara Orang Tua dan Anak
Dalam agama Buddha, adanya kewajiban anak terhadap orang tua adalah anak harus memelihara orang tua mereka yang sudah tua, harus mempertahankan kehormatan keluarga dan meneruskan tradisi-tradisi keluarga, melindungi harta benda yang telah dihimpun orang tua mereka dan harus melakukan persembahyangan sebagaimana layaknya pada waktu orang tua mereka meninggal. Sebaliknya orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anak mereka  yaitu:  mereka harus dapat menghindarkan anak-anaknya dari perbuatan yang tidak baik, harus menganjurkan untuk melakukan perbuatan baik, memberikan pendidikan, menikahkan mereka dari anak-anak dari keluarga yang baik, dan menyerahkan warisan mereka pada saat yang tepat.
-          Hubungan Antara Sahabat
Mereka harus saling tolong menolong, berbicara sopan dan menyenangkan, harus bekerja demi kejayaan bersama, bekerja satu sama lain, menjauhi perselisihan.
-          Hubungan Antara Guru Dengan Murid
Murid harus menghormati dan mendengarkan kata-kata guru, haus belajar dengan tekun. Sebaliknya guru harus melatih dan mendidik muridnya secara seksama. Harus memberikan muridnya satu pegangan hidup dan berusaha mencarikan pekerjaan yang layak jika pendidikan sudah selesai.
-          Hubungan Antara Majikan dan Pegawai
Majikan mempunyai beberapa kewajiban terhadap pelayannya, yaitu; ia harus memberikan pekerjaan yang dapat dan mampu dikerjakan oleh pegawainya, harus membayar gaji yang sesuai, menjamin perawatan kesehatan, sewaktu-waktu memberikan uang tambahan atau hadiah. Sebaliknya pelayan harus bekerja rajin dan tidak bermalas-malasan, jujur dan tidak menipu majikannya, tekun dalam pekerjaannnya.
-          Hubungan Antara Para Bhikkhu dengan Umat
Umat harus mengurus semua keperluan para bhikkhu dengan cinta kasih dan penuh rasa hormat. Para Bhikku memberikan pengetahuan dan ajaran kepada para umatnya dan membimbing mereka melalui jalan yang benar dan menjauhkan mereka dari segala sesuatu yang tidak baik.

C.    Kesimpulan
Dalam agama Buddha hukum-hukum moral tidak dibuat atau ditentukan oleh pribadi tertentu, melainkan merupakan bagian tak terpisahkan dari hukum-hukum universal maupun alam yang dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Keterkaitan sosial dalam agama Buddha berdasarkan pada Sigalovada Sutta.

Referensi

Postingan populer dari blog ini

KLONING MENURUT PANDANGAN AGAMA BUDDHA

TEORI KAUSALITAS BUDDHIS

PERAN UTU NIYAMA DALAM TERJADINYA BENCANA ALAM