KEBAHAGIAAN BERASAL DARI PIKIRAN
Kebahagiaan
adalah suatu keadaan yang dapat dicapai melalui pengembangan pikiran. Semua
orang pasti menginginkan merasakan kebahagiaan di dalam hidupnya. Kebahagiaan
tersebut dapat muncul jika ada kondisi yang dapat membuat bahagia dan juga
terdapat penyebabnya. Kondisi utama yang dapat membuat seseorang bahagia atau
tidak bahagia adalah faktor yang ada di dalam diri sendiri, yaitu bagaimana
sikap diri sendiri dalam menghadapi kondisi yang terjadi diluar.
Seseorang perlu memahami pikiran secara mendalam. Tanpa hal itu, maka
seseorang tidak akan mengetahui bagaimana caranya untuk mengakhiri atau
menghentikan penderitaan. Untuk itulah seseorang perlu belajar meditasi
(konsentrasi). Jika konsentrasi tidak dipelajari, maka pikiran sendiri juga
tidak akan mampu untuk dipahami dengan jelas.
Untuk melaksanakan meditasi, pendidikan
tentang moralitas sangat dibutuhkan. Karena dengan latihan kemoralan akan dapat
membebaskan diri dari hawa nafsu. Melalui sila atau kemoralan, semua kegiatan
jasmani dan gerak batin rendah dapat dikendalikan, sehingga seseorang akan
dapat merasa tenang dan terkendali baik melalui ucapan dan perbuatan, akan
tetapi jika konsentrasinya masih kurang maka untuk mengendalikan pikiran akan sulit. Perlu diketahui bahwa sila tidak
mampu menguasai pikiran sekalipun ia merupakan bagian dari ketenangan batin.
Sementara untuk mencapai kebahagiaan yang paling utama adalah tidak melekat
atau terikat terhadap hal-hal yang dianggap menyenangkan dan memuaskan.
Banyak orang yang tidak mempunyai
pandangan benar terhadap kebahagiaan karena tidak pernah mempraktekkan
moralitas dan Samadhi atau meditasi. Untuk itu pikiran harus dilatih terlebih
dahulu agar dapat memahaminya. Belajar untuk melatih pikiran dengan keyakinan
dan semangat itulah yang merupakan jalan yang akan membawa diri seseorang pada
kehidupan yang lebih damai.
Sebuah kondisi manusia yang menyatakan
sumber penderitaan berasal dari dalam pikiran, sehingga hal ini membutuhkan
disiplin-disiplin pengalaman yang dengan begitu seseorang baru dapat mencapai
wawasan yang lebih dalam mengenai diri sendiri dan secara bertahap mempengaruhi
perubahan-perubahan batin yang sangat mendasar. Buddhisme memiliki sistem dan
teknik-teknik meditasi yang sangat berpotensial dalam mendukung
pengalaman-pengalaman yang membuktikan prinsip-prinsip tersebut.
Semakin banyak orang itu berpikir akan
menyebabkan semakin banyak penderitaan yang muncul. Untuk mengatasinya adalah
dengan belajar Dhamma dengan baik. Hanya Dhamma yang dapat menghilangkan
keadaan pikiran yang tidak bermanfaat, yang dipenuhi dengan hal-hal negatif dan
berlebihan. Akar penyebabnya harus dihancurkan. Seseorang harus memusatkan
segenap perhatian pada setiap tindakan dengan lebih ketat mengikuti aturan dan
senantiasa sadar terhadap terhadap segala perbuatan yang dilakukan, maka
pikiran akan berada di dalam kedamaian. Dengan seperti itu, konsentrasi dan
kebijaksanaan akan mengikuti dengan mudah.
Sang Buddha telah mengajarkan solusi untuk
menghadapi penderitaan, yaitu dengan mencari solusi itu di dalam diri sendiri.
Kebencian, keserakahan, dan kebodohan dalam diri sendiri itulah yang harus
dipadamkan. Dan sebab itulah mengapa meditasi sangat diperlukan. Sumber utama
penyabab orang merasa bahagia atau tidak bahagia adalah karena pikiran.
Sehingga pikiran ini harus dikendalikan dan dikembangkan. Dengan seperti itu
maka dapat disebut sebagai sumber kebahagiaan yang sejati.
Referensi:
Kumiayi, Kalyani.
2006. Damai di hati damai di pikiran.
Wisma Sambodhi: Klaten.